Alibaba Menggabungkan Online dan Offline | Warung Komputer. Alibaba percaya, pendekatan bisnis di era ekonomi digital harus bisa menggabungkan konsep online dan offline dengan mulus. Hal ini pun mereka tunjukkan melalui di industri retail dan hotel.
DENGAN membawa dua buah kantong berwarna hijau, pegawai wanita tersebut dengan cekatan mendekati pos pengantaran. Ia lalu mengaitkan kedua kantong tersebut ke cantolan yang tersedia, dan sesaat kemudian, kedua kantong tersebut naik ke jaringan conveyor belt yang berada di atas ruangan. Setelah itu, pegawai mi bergegas mengambil kantong baru untuk memproses pesanan berikutnya.
Pemandangan seperti itu InfoKomputer saksikan sendiri saat berkunjung ke Freskippo, supermarket canggih milik Alibaba di Hangzhou, China. Yang dilakukan pegawai tersebut pada dasarnya adalah melakukan pembelian produk yang dipesan oleh konsumen secara online.
Freshippo sendiri menjanjikan konsumen dengan jarak tiga kilometer dari lokasi Freshippo akan mendapatkan produk yang dipesan maksimal 30 menit setelah melakukan pemesanan. Penggunaan conveyor belt yang mengelilingi atas mangan supermarket Freshippo adalah salah satu cara memenuhi janji kecepatan itu. Conveyor belt itu sendiri menuju ruang distribusi di mana kurir Freshippo siap mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Yang menarik, barang yang bisa dipesan bukan cuma barang grosir. Pelanggan juga bisa memesan produk segar (seperti ikan atau daging) maupun makanan siap santap dari Freshippo ini.
Konsep New Retail
Freshippo adalah salah satu contoh implementasi visi besar Alibaba dalam mewujudkan new retail. Dalam konsep Alibaba, toko fisik tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja, namun juga fulfillment dan distribution center. Hal ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus level layanan ke pelanggan.
1 Langsung Kirim
Pegawai Freshippo sedang memasukkan keranjang belanja ke conveyor belt yang akan membawa belanjaan tersebut ke kurir pengantar.
2 Beda Warna
Jaringan conveyor belt berada di atas ruangan dan menjangkau semua area, termasuk restoran yang menyajikan makanan siap santap. Jenis barang dibedakan melalui warna tas, seperti ungu untuk makanan siap santap dan hijau untuk produk grosir.
3 Hanya Sehari
Masyarakat China terbiasa mengkonsumsi makanan yang masih hidup saat dibeli. Karena itu, Freshippo sangat mengandalkan big data untuk menganalisa inventori di tiap cabangnya.
4 Display Digital
Untuk makanan siap saji, harga ditampilkan dengan dispiai digital. Tujuannya agar harga bisa diubah secara dinamis untuk mengejar tingkat laku.
5 Check In Sendiri
Di FlyZoo Hotel, proses check-in dilakukan sendiri di digital kiosk. Namun perlu dicatat, kiosk ini hanya bisa membaca huruf China. Untuk tamu dari luar negeri, proses check-in dibantu petugas.
6 Pengganti Bell Boy
Robot ini bertugas mengantarkan kebutuhan tamu, dari sikat gigi sampai room service. Saat tiba di depan kamar, robot Ini akan mengontak Tmall Genie di dalam kamar untuk memberitahukan kedatangannya.
7 Bartender Digital
Di dalam bar hotel, terdapat robot yang dapat membuat berbagal jenis minuman, mulai dari kopi sampai cocktail.
Efisiensi ini juga dicapai melalui serangkaian inovasi berbasis teknologi. Salah satunya adalah minimnya petugas kasir di supermarket Freshippo. Pengunjung didorong untuk melakukan perhitungan pembelanjaan dan pembayaran sendiri melalui digital kiosk yang tersebar di toko. Pembayaran tanpa kasir ini menjadi mudah karena masyarakat China yang terbiasa membayar menggunakan layanan digital seperti Alipay.
Alibaba Menggabungkan Online dan Offline
Efisiensi juga diperoleh dalam inventori produk. Salah satu janji Freshippo adalah mereka hanya menyajikan produk segar (seperti daging dan makanan laut) yang umumva tidak lebih dari satu hari. Janji ini sebenarnya sangat menantang karena 80% produk segar di pasar China berasal dari luar negeri.
Untuk menjawab tantangan ini, Freshippo pun memanfaatkan big data. Mereka menganalisa dengan detail produk yang laku di setiap cabang Freshippo. untuk kemudian menyusun nventori berdasarkan insight dari big data tersebut. Freshippo -iga memanfaatkan teknologi blockchain untuk mencatat listribusi sebuah produk, yang iapat diakses melalui pengguna melalui aplikasi Freshippo.
Dengan konsep yang menarik ini, tak heran jika konsumen China menyambut hangat trhudiran Freshippo. Saat ini ain 171 Freshippo di 19 kota di china. dengan pengguna aktif mencapai 20 juta orang. Data juga menunjukkan same-store sates di tahun ini meningkat 13% dibanding tahun lalu, dengan biaya operasional turun sampai 30%. Berbagai angka tersebut menunjukkan, konsep new retail yang ditawarkan Freshippo dapat diterima konsumen.
FlyZoo: Hotel Masa Depan
Inovasi Alibaba juga diimplementasikan di industri perhotelan. Melalui FlyZoo Hotel, Alibaba menyuntikkan teknologi canggih ke layanan hotel.
Pendekatan sarat teknologi sudah terasa saat tamu memasuki lobi hotel. Untuk melakukan checkin, tamu tidak lagi dilayani petugas. Tamu hanya perlu memindai kartu identitas diri dan meregistrasi wajah di digital kiosk yang tersedia. Untuk masuk ke kamar pun tidak dibutuhkan kunci. Pintu kamar dilengkapi kamera yang akan mengidentifikasi tamu berdasarkan wajah saat proses check-in. Jika sesuai, pintu akan otomatis terbuka tanpa intervensi apapun dari tamu.
Fasilitas di dalam kamar juga sarat teknologi. Tamu bisa mengatur berbagai fungsi kamar (seperti menyalakan televisi, membuka gorden, atau mematikan lampu) menggunakan suara. Hal ini dimungkinkan karena tiap kamar dilengkapi speaker pintar Tmall Gcnie yang terhubung dengan berbagai fasilitas di dalam kamar.
FlyZoo Hotel juga memiliki robot untuk menggantikan tugas room boy dalam mengantarkan barang. Jadi jika Anda membutuhkan sikat gigi atau memesan makanan ke kamar, robot ini yang akan mengantarkannya. Jika bersantai di bar, Anda juga akan dilayani robot yang akan menghidangkan minuman untuk Anda.
Saat ini FlyZoo Hotel baru ada di Wenyi West Road, Huangzhou, bersebelahan dengan Ali Mali. Berbeda dengan Freshippo, FlyZoo Hotel tidak (atau belmu) memiliki rencana untuk berekspansi ke banyak lokasi. FlyZoo lebih dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan di industri perhotelan.
Sumber : Majalah InfoKomputer Oktober 2019