Sistem Pembayaran Asia E-Commerce | Warung komputer.
Baru-baru ini saya mewawancarai Kamran Hedjri, CEO perusahaan layanan pembayaran bernama PXP Financial (sebelumnya bernama Kalixa Group). Wawancara ini membahas tentang pergeseran besar dan perkembangan di industri pembayaran digital, serta bagaimana e-commerce mendorong perubahan di Asia. Kami juga membahas gerakan universal menuju pembayaran lintas wilayah dan perubahan dalam sentimen konsumen yang menuntut pembayaran “lancar” Inilah beberapa sorotan dari percakapan kami.
Sistem Pembayaran Asia E-Commerce
Perdagangan telah berubah drastis dalam tiga hingga lima tahun terakhir ini. Cara pelanggan berinteraksi dengan pedagang telah berubah. Bagaimana hal ini mengubah bauran saluran pembayaran sejauh ini?
Gavin: E-commerce telah menjadi katalis utama bagi perubahan. Saat ini pelanggan lebih nyaman membeli produk dan jasa melalui platform digital. Ketika pengalaman pelanggan jadi lebih sederhana dan sesuai dengan mereka, wajar jika orang-orang semakin sering menggunakan E-commerce di kehidupan sehari-hari.
Kenyamanan adalah pembeda utama bagi pedagang untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Dalam benak saya, ini benar-benar mengubah cara saluran pembayaran diatur dan dijalankan.
Kamran: Perubahan utamanya adalah saat ini para konsumen mengharapkan pengalaman sama di berbagai saluran berbeda–layaknya pengalaman di Uber, yang membuat kita bisa “pesan dan pergi” hanya dengan satu langkah mudah.
Variasinya beragam di tiap wilayah. Tetapi saluran-saluran baru yang dibuat cenderung bersifat lokal, yang berarti metode-metode pembayarannya–kartu, dompet elektronik, dan aplikasi finansial baru–harus berperan lebih besar untuk menyediakan pengalaman terpadu itu.
Banyak orang semakin mengharapkan pembayaran menjadi instan, yang berarti butuh pergeseran lebih progresif dari tunai ke uang elektronik. Selain itu dibutuhkan lebih banyak pilihan alternatif pembayaran yang nyaman dipakai para konsumen.
Pengembangan pembayaran seperti apa yang menarik baru-baru ini?
G: Bagi saya, pembayaran lintas wilayah telah membuat perubahan sangat besar di industri ini. Saat ini ada permintaan yang lebih besar agar para pedagang menyediakan layanan jauh di luar basis pasar mereka.
Para pedagang Asia ingin menjangkau pelanggan di Eropa (dan sebaliknya) dengan kemampuan untuk mengirim dan menerima pembayaran secara internasional yang cepat dan dengan biaya serendah mungkin.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan-perusahaan penyedia jasa pembayaran tengah membuat infrastruktur berkualitas tinggi dan dapat terus dikembangkan. Ini akhirnya akan memacu tingkat investasi yang tinggi dan pendatang baru di pasar.
K: Saya melihat dua tren besar muncul. Pertama, perkembangan pesat “solusi dompet elektronik” yang memungkinkan pembayaran pada titik penjualan (point of sale). Ada banyak contoh di Eropa, dan kami melihat akan muncul banyak dompet elektronik yang masuk di Asia.
Salah satunya adalah peluncuran YouTrip di Singapura pada bulan Agustus. Ini merupakan kolaborasi antara EZ-Link, You Technologies Group, dan Mastercard.
Yang kedua, saya berharap bisa melihar lebih banyak metode pembayaran alternatif yang bisa berfungsi di berbagai lintas segmen industri, seperti dompet digital, voucer, atau pilihan prabayar. Kami juga melihat banyaknya minat di teknologi blockchain.
Memang masih di tahap awal, tetapi ini jelas merupakan perkembangan baru yang kami pantau. Penerapan teknologi ini dalam sistem pembayaran bisa menjadi signifikan.
Bagaimana Asia, dengan kondisi pasar yang terfragmentasi, bisa belajar dari Eropa yang telah menerapkan pembayaran lintas wilayah?
G: Menerapkan pembayaran lintas wilayah di Eropa membawa udara segar ke dalam seluruh ekosistem pembayaran. Standardisasi menghilangkan pembatas-pembatas signifikan untuk e-commerce lintas wilayah dan menciptakan banyak nilai. Di Asia, banyak pembatas ini masih ada, jadi masih banyak tugas yang harus diselesaikan.
Ravi Menon, direktur pelaksana Monetary Authority of Singapore (MAS), mengungkapkan fakta menarik pada Singapore FinTech Festival yang digelar November 2018. Ia menyatakan bahwa pembayaran lintas wilayah terus menjadi masalah bagi bank, bisnis, dan individu, mengingat berbagai mata uang yang terlibat di sana.
K: Regulasi adalah bagian paling penting dari menciptakan pembayaran lintas wilayah di Eropa. Sistem ini perlu regulasi yang mendukung, begitu juga di yurisdiksi lainnya. Setelah masalah regulasi teratasi, ini mendorong pertumbuhan e-money dan e-bank, juga membawa masuk fintech yang membantu meningkatkannya lebih lanjut.
Akhir-akhir ini di Asia dan AS, tidak ada pengaturan yang setara di mana kita bisa mengirimkan pembayaran produk dan jasa lintas wilayah. Ini keping masalah yang belum terpecahkan.
Kami memang melihat beberapa potensi untuk pembayaran umum di wilayah perdagangan ASEAN. Saat ini, perlu waktu 6-12 bulan untuk mendapatkan perizinan lokal, dan ada tantangan mengurus lisensi antar wilayah. Ketidakpastian ini tidak mendukung bisnis.
Tetapi ada beberapa pemain yang memperhatikan ini, seperti Grab, GO-JEK, dan Alipay, yang menantang status quo sistem pembayaran yang sudah ada. Kami harap akan mulai melihat kemajuannya dengan solusi-solusi ini.
Apa saja perkembangan paling mengesankan dalam lanskap perdagangan Asia yang sepertinya akan mengubah segalanya secara global?
G: Beberapa e-commerce besar sudah menyediakan layanan di lebih banyak pasar Asia. Misalnya saja, Grab bekerja sama dengan penyedia pembayaran seperti Moca di Vietnam, Lippo di Indonesia, dan Maybank di Malaysia.
Grab tengah membangun aset-aset untuk mendukung sistem pembayaran miliknya, serta berusaha menurunkan biaya transaksi. Usaha mereka menimbulkan sederet pertanyaan:
- Bagaimana usaha Grab bisa meningkatkan kesadaran pihak-pihak terkait untuk merealisasikan sistem pembayaran lintas wilayah yang di Asia Tenggara?
- Bisakah pengguna Grab di Singapura mengirim uang via dompet Grab mereka ke pengguna di Filipina?
- Akankah ini menjadi metode pembayaran?
Potensi ini sangat besar.
K: Pendanaan Stripe senilai US$245 juta (setkitar Rp3 triliun) pada September 2018 adalah momen penting, dan ini merupakan pernyataan pada khalayak ramai bagaimana ini akan membantu pertumbuhan di Asia. Akan sangat menarik melihat bagaimana mereka berkembang berdasarkan hal ini.
Secara bersamaan mereka juga mengumumkan bahwa Singapura akan menjadi pusat perusahaan engineering di Asia Pasifik, yang membuat permainan di pasar regional menjadi menarik.
Saya juga sangat tertarik melihat bagaimana hasil perjanjian antara China UnionPay dengan Allied Wallet di Eropa akan berjalan dan bagaimana penetrasi pasarnya nanti.
Seperti apa masa depan pembayaran?
G: Dari sudut pandang saya, masa depan pembayaran sangatlah menjanjikan. Valuasi perusahaan-perusahaan pembayaran tampaknya akan terus meningkat, dan menjadi aset berharga. E-commerce sedang naik daun dan akan terus tumbuh, yang akan membantu mendorong potensi infrastruktur pembayaran yang mendasarinya.
K: Kita telah membahas tentang pembayaran yang mulus, dan saya pikir di sinilah letak masa depan. Saya melihat masa depan di mana pembayaran-pembayaran sangat lancar hingga menjadi tak terlihat.
Kita akan sampai pada tahap di mana pelanggan tidak merasakan interaksi pembayaran lagi, sesuatu yang sudah terlihat pada perusahaan-perusahaan seperti Honda dan Visa yang bekerja sama untuk mengisi bahan bakar mobil dengan mudah.
Antarmuka suara AI seperti Alexa atau Google Assistant akan menjadi bagian dari tren ini, membuat keseluruhan pengalaman menjadi lebih intuitif. Perusahaan-perusahaan yang sejak awal mengadopsi perubahan ini akan mendapat manfaat dengan valuasi yang lebih tinggi.
Sumber: techinasia