Daripada mengantre yang memakan waktu berjam-jam untuk mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit, membuat janji bertemu dengan dokter dan datang tepat waktu dinilai lebih efisien. Pasien pun bisa menggatikan waktu yang terbuang untuk mengantre dengan kegiatan lain yang lebih penting.
idealnya, teknologi memang bisa mempermudah hidup manusia. Di segmen kesehatan misalnya, hadirnya aplikasi kesehatan diharapkan mampu meningkatkan usia manusia berkat kemudahan layanan yang ditawarkan. Salah satu aplikasi yang ada saat ini adalah Practo.
Aplikasi kesehatan yang hadir sejak 2013 silam ini diklaim mampu melayani semua jenis kebutuhan untuk layanan kesehatan, meliputi pembuatan janji, konsultasi dokter online, tes kesehatan, hingga pemesanan obat-obatan. Namun di sisi lain, Practo juga membuat software layanan kesehatan untuk klinik hingga rumah sakit.
Model yang dirintis Practo adalah disruptive healthcare hyperloop yang mentransformasi pasar layanan kesehatan dengan menggabungkan permintaan konsumen, serta menghubungkannya dengan para penyedia layanan kesehatan yang menyediakan perawatan kesehatan berkualitas. Shashank ND (CEO dan Pendiri Practo) yakin bahwa layanan kesehatan tidak bekerja dalam satu silo. la menyebut, disruption sesungguhnya hanya mungkin terjadi jika solusi disediakan untuk seluruh proses layanan kesehatan konsumen.
Jangkau Lima Belas Negara
Layaknya startup lainnya, Practo juga memperoleh investasi. Pada tahun 2015, tepatnya Februari, startup yang berbasis di Bengaluru, India ini menerima investasi putaran Seri B sebesar US$30 juta. Sementara pada bulan Agustus 2015, mereka menerima pendanaan putaran ketiga sebesar US$90 juta dari Tencent, Sofina, Sequoia India, Google Capital, Altimeter Capital, Matrix Partners, Sequoia Capital Global Equities, dan Yuri Milner.
Hingga artikel ini ditulis, Shashank menyebut, Practo telah melayani 40 juta janji pertemuan per tahun dan menghubungkan jutaan pasien dengan lebih dari 200 ribu penyedia layanan kesehatan, 10 ribu rumah sakit, lebih dari 8.000 pusat diagnostik dan 4.000 pusat kebugaran dan kesehatan di lebih dari 50 kota dan 15 negara di seluruh dunia. Di India sendiri, Practo telah merambah 35 kota dan akan segera diperluas hingga 100 kota.
Di Indonesia, Practo resmi melenggang pada September 2015. Di tahun itu pula, aplikasi yang bisa diakses di iOS dan Android ini mengakuisisi Fitho (April 2015), Genii (Juli 2015), Insta Health (September 2015) dan OJkwell (September 2015).
Shashank menyebut, Practo menawarkan beberapa layanan. Di Indonesia sendiri, Practo Search menjadi layanan yang paling digemari. “Kami melihat adopsi yang sangat besar,” sebutnya. Salah satu strategi yang juga menjadi keunggulan Practo adalah database dokter yang lengkap. “Kami mendaftarkan semua dokter secara gratis dan kami tidak mengenakan biaya kepada pasien untuk membuat janji atau sebaliknya bagi dokter yang menerima janji bertemu dengan pasien,” tutur Shashank.
Namun, tidak semua dokter dapat diterima Practo. Pasalnya Practo juga melakukan verifikasi informasi yang ketat meliputi kualifikasi, spesialisasi, dan rincian lisensi medis. Jadi, dokter hanya bisa terdaftar dalam Practo setelah melewati jalur verifikasi ini.
Lima Jalur Monetizing
Dalam menjalankan bisnisnya, Shashank menyebut Practo memiliki lima jalur monetizing, meliputi: Practo Ray (dokter dan klinik membayar untuk manajemen digital mereka dan dikelola secara cloud, sebanyak 90 persen pangsa pasar Practo ada di sini), Qikwell by Practo (pengelolaan departemen rawat jalan bagi rumah sakit), Insta by Practo (solusi HIMS rumah sakit), Practo tab (solusi hardware yang dipasangkan dengan Practo Ray untuk manajemen klinik), dan Practo Search (hyper locai yang menargetkan platform iklan bagi RS dan sejenisnya, kecuali dokter, untuk mengiklankan layanan ini kepada konsumen yang relevan).
Khusus di Indonesia, Shashank melihat respons yang fenomenal di pasar Indonesia, la menyebut ada kesempatan besar untuk menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi seratus juta jiwa. Para konsumen pun memiliki akses ke lebih dari enam ribu dokter yang telah diverifikasi’ di lebih dari 75% dari semua klinik yang ada di DKI Jakarta. Nantinya, Practo juga akan melebarkan layanannya keluar Jakarta, meliputi Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Bidik Segmen Enterprise
Dalam dua belas bulan mendatang, Practo berencana akan terus berfokus pada segmen enterprise. Shashank menyebut, mereka melihat permintaan yang sangat tinggi akan produk-produk software, hardware dan pemasaran.
“Ekspansi kami akan berlanjut, baik di India maupun secara internasional. Kami ingin meningkatkan ekspansi geografis, jejak kami akan meluas dari saat ini di 50+ kota dan 15 negara, ke lebih dari 100 kota-kota di India dan lebih banyak negara di seluruh Asia Tenggara, Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa Timur,” beber Shashank.
Lebih jauh, Shashank juga menyebut Practo akan mengakuisisi lebih banyak teknologi futuristik, seperti pembelajaran mesin, teknologi genom, kesehatan dan kebugaran, la pun membayangkan sebuah dunia di mana teknologi akan memberikan dampak pada bidang kesehatan.
Namun tentu saja untuk melaksanakan misinya tersebut, Shashank menyebut Practo tak lepas dari tantangan. Selain memecahkan permasalahan pasien, Practo pun harus membantu para dokter menuju ke ranah digital.
Tak hanya itu, mereka juga harus membantu pasien mencari tahu siapa dokter yang tepat bagi mereka. Biasanya, masyarakat mengandalkan informasi dari mulut ke mulut untuk menemukan dokter yang tepat. Dengan produk Practo Search, konsumen dapat menemukan dokter, membaca rinci informasi termasuk jumlah tahun pengalaman, kualifikasi, spesialisasi dan bahkan melihat foto klinik untuk mencari tahu klinik mana yang akan mereka kunjungi.
Kini dengan jumlah karyawan yang mencapai dua ribu lebih, Shashank berharap Practo dapat segera memperluas penawarannya untuk mencakup lebih banyak segmen kesehatan lainnya seperti kesehatan, kebugaran, farmasi, pencegahan dan pengobatan medis. Diharapkan Practo dapat menjadi satu-satunya aplikasi goto untuk kebutuhan kesehatan.
Sumber :
Info Komputer Oktober 2016