Pemakaian SSD (Solid-State Drive) pada notebook terus menunjukkan kenaikan dari waktu ke waktu. Berbagai keunggulan SSD sebagai penyimpan data, seperti ringan, dimensi yang kecil, kinerja yang baik, dan konsumsi daya listrik yang rendah, telah menyebabkan harddisk terus tergeser. Hanya faktor harga saja yang menyebabkan harddisk masih dipakai pada notebook hingga saat ini, dan mungkin beberapa tahun mendatang.
Menurut pengamatan DRAMeXchange – salah satu divisi dari TrendForce – lebih dari tiga puluh persen notebook yang dipasarkan di tahun 2016 ini telah menggunakan SSD sebagai pengganti harddisk untuk penyimpanan datanya. Terdapat kenaikan adopsi SSD untuk notebook dari tahun 2015 lalu yaitu sebesar 25 persen. Dan pada tahun 2018 nanti, diperkirakan lebih dari lima puluh persen notebook yang dipasarkan akan menggunakan SSD.
Permintaan notebook mengalami kenaikan, sehingga penjualan SSD untuk notebook (client-grade SSD) menjadi berlipat. Menurut DRAMeXchange, permintaan notebook naik pada kuartal kedua di tahun ini dibanding kuartal sebelumnya, yaitu ada peningkatan 8,2 persen. Kenaikan permintaan notebook distimulasi oleh rilis model baru. Padahal adopsi SSD untuk pasar notebook pada kuartal kedua mencapai sekitar 33 persen. Dengan demikian, shipment (pengiriman) SSD untuk notebook telah bertumbuh pesat, yaitu sebesar 24 persen pada kuartal yang sama atau dengan nilai total 28,3 juta unit. Bila dilihat dari kuartal-kuartal sebelumnya terdapat pertumbuhan shipment dari client-grade SSD sebesar 15-20 persen.
TLC Banyak Dipakai
SSD menggunakan teknologi memori NAND Flash. Teknologi memori ini terus berkembang dengan efisiensi yang lebih tinggi sehingga membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan memori magnetik yang dipakai pada harddisk. Kemampuan menyimpannya juga terus meningkat untuk area yang sama dengan sebelumnya, yang memberikan dampak pada harga yang menurun.
Flash terdiri atas sel-sel memori. Pada awalnya satu sel flash menyimpan satu bit data sehingga disebut sebagai Single level Cell (SLC). Satu sel dapat dibagi menjadi empat tingkat muatan sehingga dapat dibuat dua bit per sel (dikenal sebagai Mu/r/ Level Cell atau MLC), atau dapat juga dibagi menjadi delapan tingkat
muatan untuk menyimpan tiga bit data per sel (disebut Triple Level Cell atau TLC). Tetapi perlu dicatat bahwa walaupun MLC dan TLC dapat meningkatkan densitas penyimpanan, ini akan menurunkan kecepatan dan daya tahannya.
Baik SLC, MLC, maupun TLC, masih menggunakan bidang yang datar. Bila sel-sel tersebut ditumpuk menjadi misalnya 32 lapis, seperti bangunan bertingkat, densitasnya akan meningkat pesat. Hasil penumpukan ini adalah memori 3D-NAND Flash. Samsung menamai produk ini sebagai Vertical-NAND (V-NAND) yang memiliki 48 tumpukan [layer). Uniknya, penumpukan tidak hanya meningkatkan kapasitas dan densitas penyimpanan, tetapi juga menurunkan biaya produksi. Ujungnya, tentu saja harga menjadi lebih murah.
Di pasaran, memori 3D-NAND Flash yang berarsitektur TLC akan banyak dipakai oleh client-grade SSD. Sementara itu, 3D-NAND Flash dengan arsitektur MLC memiliki biaya produksi yang tidak kompetitif, sehingga menurut Alan Chen (Senior Manager DRAMeXchange) pangsa pasar secara keseluruhan akan kecil. Aplikasinya juga terbatas yaitu hanya untuk produk high-end storage.
Interface PCIe Menanjak
Sebagian besar pembuat PC mulai banyak menggunakan PCIe pada semester kedua tahun ini. Sementara itu, permintaan di segmen pasar tersebut masih SATA III. DRAMeXchange berharap SATA III masih menjadi antarmuka (interface) yang populer untuk client-grade SSD pada 2016 ini. PCIe hanya akan meraih pangsa pasar sebesar dua puluh persen pada pasar client-grade SSD tahun ini, ada sedikit peningkatan dari tahun 2015 lalu.
Menurut MarketandMarket, perusahaan riset pasar dari India, penggunaan interface SATA lebih murah ketimbang PCIe, dan peralihan dari harddisk ke SSD akan menjadi lebih sederhana. Meskipun demikian, PCIe yang mengoneksikan flash langsung ke motherboard, memiliki beberapa keunggulan, yaitu lebih cepat, kinerja yang lebih bagus, dan deteksi error serta reporting yang lebih detil. Oleh sebab itu, permintaan SSD dengan interface PCIe diharapkan akan makin tinggi, dengan pertumbuhan tertinggi setiap tahun dalam kurun waktu enam tahun mendatang.
Pembuat notebook yang menggunakan interface PCIe untuk SSD antara lain Apple. Pada tahun lalu, Apple meluncurkan Macbook Pro yang menggunakan SSD dengan interface PCIe yang kinerjanya dua kali lebih cepat daripada model sebelumnya. Pembuat notebook lainnya mulai menggunakan SSD PCIe dengan produk yang lebih tipis namun lebih cepat. Menurut Chen, sebagian besar pembuat PC mulai mengadopsi SSD dengan interface PCIe mulai paruh kedua tahun ini. Meskipun demikian menurut DRAMeXchange, SATA III masih merupakan interface yang populer untuk SSD pada tahun ini.
Densitas Naik, Harga Turun
Menurut Coughlin Associates, densitas memori NAND Flash telah mengungguli harddisk. Di tahun lalu, Samsung menyatakan bahwa densitas memori 3D-NAND Flash telah mencapai 1,19 Tbpsi (Tbits per square inch) dan tahun ini akan mencapai 1,69 Tbpsi. Tetapi di tahun ini, Micron mengungkapkan bahwa di lab-nya, mereka telah mencapai densitas 2,77 Tbpsi untuk 3D NAND-nya. Saat ini HDD mencapai densitas tertingginya pada 1,3 Tbpsi.
Meningkatnya densitas memang menurunkan harga SSD walaupun harga per megabyte-nya belum semurah harddisk. Di tahun ini menurut pengamatan DRAMeXchange, perbedaan harga antara SSD 128 GB dan harddisk 500 GB akan kurang dari US$3. Sementara itu, perbedaan harga antara SSD 256 GB dengan harddisk 1 TB diharapkan akan kurang dari US$7 sebelum akhir tahun ini. Dengan demikian, secara umum di tahun ini, harga SSD per gigabyte-nya kurang lebih empat kali harga harddisk.
Dalam empat tahun terakhir, harga SSD terus menukik. Pada tahun 2012, harga SSD untuk segmen consumer sebesar 99 sen dolar per gigabyte. Dalam kurun waktu 2013-2015, harga ini turun dari 68 sen ke 39 sen per gigabyte. Di tahun ini, harga SSD menjadi 24 sen per gigabyte dan di tahun depan diharapkan akan turun lagi menjadi 17 sen per gigabyte.
Sebaliknya, harga harddisk mengalami penurunan yang tidak signifikan. Pada kurun waktu tahun 2012-2015, harga harddisk turun satu sen dolar per tahun, yaitu dari 9 sen pada 2012, menjadi 6 sen ditahun lalu. Di tahun depan, harga harddisk per gigabyte diperkirakan masih tetap 6 sen per gigabyte.
BiCS 3D-NAND
Samsung Mendominasi
Menurut TrendForce, Samsung masih akan terus mendominasi pasar SSD karena keunggulannya pada harga. Samsung membuat SSD 3D-NAND Flash dengan arsitektur TLC dan memasarkannya dengan nama V-NAND. V-NAND menumpukkan sel silikon ke atas sampai 48 layer untuk meningkatkan densitas, sehingga harga dapat ditekan. Kini Samsung sudah siap dengan 3D-NAND 64 layer.
Pembuat SSD lain adalah SanDisk, Liteon, Toshiba, dan SK Hynix, yang berusaha merebut pangsa pasar Samsung. Mereka memiliki versi 3D-NAND-nya masing-masing. Pada semester pertama 2016, Menurut TrendForce, hanya Samsung yang telah memproduksi 3D-NAND secara massal. Sementara para pesaingnya baru berproduksi pada paruh kedua di tahun ini. SanDisk yang memulai lebih cepat dari pesaingnya juga mulai memproduksi secara massal SSD TLC LTS.
Sumber :
Info Komputer Oktober 2016