Beberapa Startup yang Gagal dan Bangkrut di Indonesia | Warung Komputer. Kamu sudah tau belum kalau di tengah hingar bingar persaingan Startup dan Unicorn yang sedang diperbincangkan oleh banyak orang, ternyata ada beberapa perusahaan Startup yang justru gagal berkembang dan malah bangkrut?
Beberapa Startup yang Gagal dan Bangkrut di Indonesia
ada banyak Startup yang awalnya sempat terkenal namun akhirnya harus gulung tikar dan tidak bisa melanjutkan agresinya ke masyarakat Indonesia.
Rata-rata Startup yang bangkrut ini adalah Startup lokal yang memang dibuat di Indonesia dan didirikan oleh orang Indonesia pula.
Lantas, siapa sajakah Startup Indonesia yang memilih hengkang karena tidak sanggup bersaing di pasar Indonesia lagi? Berikut ulasannya!
Exit atau Pivot di Startup
Sebelum membahas Startup apa saja yang tidak melanjutkan bisnisnya di Indonesia, ada baiknya Jaka memberi sedikit informasi tambahan terlebih dahulu kepada kamu mengenai sistem di Startup.
Nadiem Makarim selaku CEO GO-JEK pernah berucap bahwa presentase kegagalan Startup di Indonesia adalah 90%. Maka, tutup atau gagalnya sebuah perusahaan Startup adalah hal yang wajar.
Namun, satu hal yang patut kamu ketahui ketika Startup dirasa sudah diujung tanduk dan tidak mampu lagi bertahan, pilihan yang tersedia ada dua yaitu Exit atau Pivot.
Exit yang Jaka maksud di sini adalah keluar dari pasar alias mencabut produknya dan menutup perusahaan dan tidak lagi beroperasi.
Tetapi ada pengertian Exit lainnya, pengertian exit yang baik yaitu merger, akuisisi atau IPO. Contoh kasusnya adalah Tokobagus dan Berniaga yang dimerger menjadi OLX.
Sedangkan Pivot berarti mengubah arah haluan bisnis Startup agar menjadi lebih sukses. Sebagai contoh, dahulu Nintendo punya cerita unik karena pernah menjual Vacuum cleaner, jasa taxi hingga nasi instan. Hingga akhirnya kini mengubah arah bisnis mereka ke game saja dan sukses besar.
Ada dua jenis
Beberapa Start Up yang Gagal di Indonesia
Beratnya persaingan bisnis di Indonesia di tengah berbagai gempuran yang ada, kalah dalam persaingan bisnis adalah hal yang biasa terjadi.
Di tengah persaingan Startup yang ketat, berikut perusahaan Startup yang gagal dan bangkrut di Indonesia:
1. Kirim
Sekitar 5-6 tahunan yang lalu ada sebuah Startup yang menyediakan jasa layanan antar barang bernama Kirim. Popularitasnya juga cukup lumayan terkenal.
Pas pada tahun 2015, Kirim resmi berhenti beroperasi dan menutup seluruh layanannya. Kemungkinan Kirim menutup layanannya karena kalah dengan layanan seperti GO-JEK (GO-SEND) dan GrabExpress.
2. Qlapa
Kalau kamu hari ini membuka situs, media sosial dan aplikasi Qlapa, kamu mungkin akan membaca salam perpisahan yang begitu haru dan hangat dari pihak Qlapa.
Pasalnya, baru beberapa hari yang lalu Qlapa mengumumkan untuk ‘pamit’ dan berhenti beroperasi untuk selamanya. Qlapa diduga tak kuat kalah bersaing dengan serbuan e-commerce lain.
Padahal, Qlapa termasuk salah satu e-commerce yang unik karena Qlapa menjual berbagai kerajinan tangan para pengrajin dari seluruh Indonesia dan kebanyakan adalah barang handmade.
3. Uber
Kurang lebih satu tahun lamanya Uber sudah tidak beroperasi lagi di Indonesia. Tentu, hengkangnya Uber di Indonesia dan negara Asia lainnya pada awal tahun 2018 kemarin membuat kejutan bagi banyak orang.
Dibalik keputusan Grab untuk mengakusisi Uber di wilayah Asia sehingga memaksa Uber untuk hengkang dari Indonesia tetap saja membuat kita terheran-heran dengan hal ini.
Uber sendiri adalah Startup terbesar kedua di dunia setelah ByteDance. Mungkin untuk kasus di Indonesia, Uber harus mengalah dengan GO-JEK dan Grab yang memang sudah lebih dahulu menguasai Indonesia.
4. Paraplou
Sebelum akhirnya ditutup di tahun 2015, Paraplou sebenanrya adalah salah satu situs jual-beli atu e-commerce yang pertama kali hadir di Indonesia.
Sebelum mereka benar-benar tutup, mereka sempat mengucapkan salam perpisahan dengan para pelanggan mereka. Situs mereka kini sudah tidak bisa diakses sama sekali.
Secara resmi Paraplou menyebut pasar yang belum terbentuk, kondisi keuangan tak menentu, dan sulit mendapatkan pendanaan sebagai alasan utama Paraplou tidak bisa melanjutkan usaha mereka.
5. Valadoo
Valadoo adalah satu pemain awal di dalam hal dunia travel. Tepatnya, di akhir tahun 2010, Valadoo sudah berdiri dan sempat menarik perhatian.
Tak sampai 5 tahun berjalan, Valadoo harus tutup dan tidak bisa lagi melanjutkan bisnisnya. Walau sempat merger dengan Wago, ternyata hal ini tidak mendapat jalan yang mulus.
Kini, Jaka Wiradisuria salah satu Co-Founder Valadoo bekerja untuk GO-JEK dan menjabat salah satu posisi penting di sana.
Akhir Kata
Itu tadi beberapa perusahaan Startup yang akhirnya tenggelam dan berhenti di tengah jalan saat beroperasi di Indonesia.
Kebanyakan Startup yang gagal adalah Startup lokal. Mampukah Startup lokal tetap bertahan di negeri sendiri?
Sumber: jalantikus